Setelah hampir 4 tahun bertugas di Timika, sekarang saya dimutasi ke Samarinda. Sudah hampir dua tahun saya bertugas di Samarinda, mutasi dari KPPN Timika, saya bertugas di KPPN Samarinda, kemudian dengan adanya reformasi Departemen Keuangan dan pembentukan KPPN Percontohan, akhirnya saya yang kurang beruntung harus rela dilempar ke tempat penampungan sementara, dan jadi anak buangan di Kantor Wilayah XIX Ditjen Perbendaharaan Samarinda TMT 21 Januari 2008.
Sebagai pegawai buangan di kantor ini, kedatangan kami hampir tidak ada artinya. Datang pagi-pagi cuma untuk absen, kemudian menunggu, istirahat dan menunggu lagi untuk absen pulang. Hari-hari saya lalui seperti itu, jam kerja hanya diisi dengan membaca koran, ngobrol ngalor-ngidul dan tentunya internetan. Yach... internetan sebuah cara menghilangkan kebosanan, sebuah cara menghabiskan waktu saya di kantor. That is not my idea, bukannya saya males untuk bekerja, atau saya mau makan gaji buta, tetapi memang sudah tidak ada kerjaan untuk saya. Biarlah orang mau bilang apa, yang jelas kami adalah korban kebijakan pejabat-pejabat atasan kami yang membuat kebijakan yang tidak komprehensif, gak menyeluruh, setengah-setengah, yang akhirnya banyak pegawai-pegawai yang "dikanwilkan" yang notabene gak punya kerjaan, bahkan gak punya kursi di kantor. Tragis... yach memang tragis, kami layaknya orang-orang yang gak bermutu, gak mampu untuk bekerja, orang putus harapan hanya karena gak lulus tes assesment.
Seberapa efektif tes assesment untuk menilai seorang pegawai itu kompatibel bekerja di Kantor Pelayanan Prima, gak ada yang tau, yang jelas kejadian di Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Tg. Priok bisa membuktikan kepada khalayak ramai betapa Pegawai Bea Cukai di Kantor Pelayanan itu yang notebene lulus proses tes assesment masih saja bekerja dengan pola yang lama, masih menerima uang terima kasih, amlop pelicin, dan apapun nama dan bentuknya, yang dalam satu hari pemeriksa KPK bisa mengumpulkan uang 500 juta dari hasil suap yang diterima pegawai Bea Cukai itu. Cukup mencengangkan dan cukup membuat ibu menteri naik darah. Yach bagaimanapun itulah kenyataan di lapangan, ternyata pegawai-pegawai yang lulus tes assesment bukanlah pegawai kualitas "super" seperti yang disohorkan, mereka juga manusia, punya rasa punya hati.... dan punya kantong untuk diisi....
Sebagai pegawai buangan di kantor ini, kedatangan kami hampir tidak ada artinya. Datang pagi-pagi cuma untuk absen, kemudian menunggu, istirahat dan menunggu lagi untuk absen pulang. Hari-hari saya lalui seperti itu, jam kerja hanya diisi dengan membaca koran, ngobrol ngalor-ngidul dan tentunya internetan. Yach... internetan sebuah cara menghilangkan kebosanan, sebuah cara menghabiskan waktu saya di kantor. That is not my idea, bukannya saya males untuk bekerja, atau saya mau makan gaji buta, tetapi memang sudah tidak ada kerjaan untuk saya. Biarlah orang mau bilang apa, yang jelas kami adalah korban kebijakan pejabat-pejabat atasan kami yang membuat kebijakan yang tidak komprehensif, gak menyeluruh, setengah-setengah, yang akhirnya banyak pegawai-pegawai yang "dikanwilkan" yang notabene gak punya kerjaan, bahkan gak punya kursi di kantor. Tragis... yach memang tragis, kami layaknya orang-orang yang gak bermutu, gak mampu untuk bekerja, orang putus harapan hanya karena gak lulus tes assesment.
Seberapa efektif tes assesment untuk menilai seorang pegawai itu kompatibel bekerja di Kantor Pelayanan Prima, gak ada yang tau, yang jelas kejadian di Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Tg. Priok bisa membuktikan kepada khalayak ramai betapa Pegawai Bea Cukai di Kantor Pelayanan itu yang notebene lulus proses tes assesment masih saja bekerja dengan pola yang lama, masih menerima uang terima kasih, amlop pelicin, dan apapun nama dan bentuknya, yang dalam satu hari pemeriksa KPK bisa mengumpulkan uang 500 juta dari hasil suap yang diterima pegawai Bea Cukai itu. Cukup mencengangkan dan cukup membuat ibu menteri naik darah. Yach bagaimanapun itulah kenyataan di lapangan, ternyata pegawai-pegawai yang lulus tes assesment bukanlah pegawai kualitas "super" seperti yang disohorkan, mereka juga manusia, punya rasa punya hati.... dan punya kantong untuk diisi....
2 comments:
sabar om,, manfaatkan lah keadaan, klo banyak waktu berlebih, apalagi punya koneksi internet. berkreasilah di dunia maya. insya Allah nanti akan dapet jalannya. bisa dapet temen2 baru, dapet kesibukan baru.
salam,,,,
trims atas sarannya mas irrr...
Post a Comment